BAB VI PERGAULAN REMAJA KRISTEN
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk, hal itu dapat kita lihat dari: suku, etnis, agama, budaya, bahasa dan lain-lain. Kemajemukan yang sangat kompleks itu mau tidak mau harus diterima sebagai jati diri bangsa, bahkan dilihat sebagai kekayaan bangsa. Namun, sebagai masyarakat tentu saja terjadi interaksi, baik interaksi antaretnis, suku, budaya , bahasa, agama, baik dalam kelompok maupun individu. Selama terjadinya proses interaksi antar pribadi, kelompok, sadar atau tidak sadar interaksi antar nilai pun saling bertemu dan saling mempengaruhi. dalam keadaan seperti ini , sebaiknya setiap pribadi mempunyai ketahanan diri, yakni pemahaman yang mendasar tentang nilai yang dianut. Dengan demikian, nilai yang dianut tetap dipertahankan sehingga tidak mudah berubah, yang diwujudkan dengan apa yang disebut etiket pergaulan.
Pengertian etiket
Etiket berasal dari bahasa Perancis, etiquette, yang artinya adalah peraturan atau ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam pergaulan atau dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain, etiket berhubungan dengan sopan santun pergaulan.
Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Setiap orang tua pada umumnya senantiasa mengajarkan etiket kepada anak-anaknya. Meskipun seringkali pengajaran tersebut tidak selalu diikuti dengan keteladanan orang tua, sehingga membuat anak-anaknya tidak menghargainya sebagai sesuatu yang penting baginya. Contohnya:Di mana-mana berlaku ketentuan yang mengatakan bahwa setiap orang diharapkan tampil rapi, memelihara kebersihan dan mengatakan bahwa setiap orang diharapkan tampil rapi, memelihara kebersihan dan ketertiban umum, berjabat tangan dalam berkenalan, berbicara dengan sopan, mendahulukan tamu, duduk dengan sopan, makan tidak sambil berbicara, dll.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, menurut Anda, apakah benar para remaja sekarang tidak punya etiket? Bagaimanakah etiket remaja Kristen dalam pergaulannya?
Dalam tanggapan Yesus kepada orang-orang Farisi mengenai murid-muridNya yang tidak berpuasa seperti orang-orang Farisi, Yesus berkata, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki perpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa” (Mrk. 2:19).
Dalam hal ini, Yesus mengingatkan orang-orang Farisi mengenai etiket yang berlaku di lingkungan masyarakat Yahudi pada waktu itu bahwa dalam suasana sukacita pesta pernikahan adalah tidak pantas ada seorang sahabat mempe;ai yang hadir disana tidak menunjukkan sikap sukacita, karena dengan sikap yang demikian sang sahabat tidak menghargai mempelai atau suasana sukacita tersebut.
Hal ini juga yang ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada jemaat di Roma agar “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis1(Rom. 12:15). Rasul Paulus juga pernah menasihatkan agar kaum perempuan tampil rapi, sederhana, jangan memakai perhiasan yang mahal-mahal dalam persekutuan ibadah jemaat, sesuai dengan adapt kesopanan di zamannya (1 Tim. 2:9-10).
Etiker yang baik penting bagi orang percaya, karena, dengan bersikap sopan dan santun terhadap orang lain, entah itu teman, adik, kakak, orang tua, dan siapapun itu, maka dari diri kita akan terpancar kasih Allah, yang telah lebih dahulu mengasihi kita.
Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Setiap orang tua pada umumnya senantiasa mengajarkan etiket kepada anak-anaknya. Meskipun seringkali pengajaran tersebut tidak selalu diikuti dengan keteladanan orang tua, sehingga membuat anak-anaknya tidak menghargainya sebagai sesuatu yang penting baginya. Contohnya:Di mana-mana berlaku ketentuan yang mengatakan bahwa setiap orang diharapkan tampil rapi, memelihara kebersihan dan mengatakan bahwa setiap orang diharapkan tampil rapi, memelihara kebersihan dan ketertiban umum, berjabat tangan dalam berkenalan, berbicara dengan sopan, mendahulukan tamu, duduk dengan sopan, makan tidak sambil berbicara, dll.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, menurut Anda, apakah benar para remaja sekarang tidak punya etiket? Bagaimanakah etiket remaja Kristen dalam pergaulannya?
Dalam tanggapan Yesus kepada orang-orang Farisi mengenai murid-muridNya yang tidak berpuasa seperti orang-orang Farisi, Yesus berkata, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki perpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa” (Mrk. 2:19).
Dalam hal ini, Yesus mengingatkan orang-orang Farisi mengenai etiket yang berlaku di lingkungan masyarakat Yahudi pada waktu itu bahwa dalam suasana sukacita pesta pernikahan adalah tidak pantas ada seorang sahabat mempe;ai yang hadir disana tidak menunjukkan sikap sukacita, karena dengan sikap yang demikian sang sahabat tidak menghargai mempelai atau suasana sukacita tersebut.
Hal ini juga yang ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam nasihatnya kepada jemaat di Roma agar “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis1(Rom. 12:15). Rasul Paulus juga pernah menasihatkan agar kaum perempuan tampil rapi, sederhana, jangan memakai perhiasan yang mahal-mahal dalam persekutuan ibadah jemaat, sesuai dengan adapt kesopanan di zamannya (1 Tim. 2:9-10).
Etiker yang baik penting bagi orang percaya, karena, dengan bersikap sopan dan santun terhadap orang lain, entah itu teman, adik, kakak, orang tua, dan siapapun itu, maka dari diri kita akan terpancar kasih Allah, yang telah lebih dahulu mengasihi kita.