BERSIKAP KRITIS DALAM GEREJA
Dalam bab terdahulu kita sudah belajar tentang Gereja hadir di dalam dunia. Kehadiran Gereja di dalam dunia janganlah kita pahami semata-mata difungsikan hanya untuk lingkungan dimana Gereja itu hadir. Tetapi Gereja juga difungsikan untuk membenahi dirinya sendiri. Artinya Gereja harus memiliki sikap kritis terhadap dirinya sendiri. Semua komponen yang ada dalam tubuh Gereja (anggota, majelis, pendeta ) memiliki hak dan kesempatan yang sama guna mengembangkan sikap kritis dalam keberlangsungan Gereja tersebut. Sikap kritis Gereja tentunya dalam rangka pembaharuan peran Gereja dalam menghadapi tantangan yang ada dalam Gereja, ditambah lagi arus globalisasi yang tidak terbendung.
Gereja sebagai realitas sosial mau tidak mau merasakan derasnya arus perubahan itu. Itulah sebabnya sangat diperlukan kemajuan berfikir, hal itu terwujud dalam sikap kritis. Siakp ini akan terus mendorong Gereja melakukan banyak pambenahan atau memperbaharui paradigma yang lama. Di bawah ini ada beberapa hal yang perlu disikapi oleh Gereja secara kritis al:
1. Tantangan Internal: artinya tantangan yang datang dari dalam gereja itu sendiri.
Tidak jarang kita lihat gereja A menganggap dirinya lebih baik dan benar dari gereja B Fenomena saling menjatuhkan dan saling menjelekkan sepertinya sangat sulit dikikis dari dalam gereja, akibatnya muncullah perpecahan dalam gereja (bdn 1 Korintus 3: 1-9), mereka tidak menerima kritik dari orang lain. ini yang kita lihat dalam kasus reformasi gereja pada abad ke 16 di mana Martin Luther mengkritik penjualan "Surat Pengampunan Dosa" (Indulgensia). Kritik Martin Luther dianggap sebagai pemberontakan. Paus Alexander VI, paus yang berkuasa pada saat itu, mengucilkan Luther dan menyatakan sebagai penyesat. Gereja pada waktu itu berpegang "extra ecclesiam nullah salus" yang berarti "di luar gereja (katholik) tidak ada keselamatan. Akibat keengganan mendengar dan menerima kritik timbullah perpecahan dalam gereja. Dalam perkembangannya Paus Yohanes ke II belakangan mengakui kesalahan Gereja dan menyatakan bahwa Luther ternyata benar dalam kritiknya itu dan menyebut orang-orang Protestan dengan istilah "saudara-saudara kami yang terhilang". Pada Mei 1995, di Republik Ceko, Paus juga menyatakan penyesalannya atas hirarki Gereja dalam keterlibatan Gereja dalam perang agama setelah tercetusnya Reformasi Protestan.
Disamping itu sering terjadi gereja sibuk dengan pembenahan gedung, urusan organisasi dan mengabaikan pesekutuan. Atau sebaliknya gereja sibuk dalam persekutuan dan mengabaikan fungsi sosialnya. Sejatinya gereja harus menyeimbangkan fungsi sosial dan persekutuan.
Debat Kusir: Bagilah kelas menjadi dua kelompok, kelompok A membahas Gereja yang hanya pokus pada fungsi sosialnya, dan kelompok B membahas Gereja dan fungsi persekutuan. Masing-masing kelompok mendapat giliran berbicara dan kelompok yang lain harus menghormati dan memberi kesempatan kepada kelompok yang sedang berbicara. Pada akhir debat ini diharapkan dapat ditemukan jalan keluar atas masalah tersebut.
2. Tantangan Eksternal: Artinya tantangan yang datang dari luar Gereja. Berikut akan diuraikan tiga
tantangan bagi kehidupan Gereja
@. Tantangan Materialisme
Gaya hidup materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan. Dalam era sekarang ini gaya hidup materialisme telah menggandrungi kehidupan banyak orang, sehingga terciptalah mentalitas yang mengangung-agungkan materi atau benda. Segala sesuatu diukur dengan materi. Dan tanpa disadari gaya hidup seperti ini telah masuk dalam wilayah Gereja. Gereja mulai memandang bahwa yang paling penting gedung Gerejanya, sarana dan prasarana. Hal-hal materi menjadi center seluruh kegiatan gerejawi. Sementara kesejahteraan, ekonomi jemaat diabaikan.
@. Gaya Hidup instan
Globalisasi dan modernisasi telah mengakibatkan munculnya gaya hidup instant. Gaya hidup instant adalah gaya hidup serba cepat. Manusia cenderung ingin meraih segala sesuatu dengan cepat dan mudah. Manusia tidak lagi berpikir bagaimana caranya tetapi bagaimana mendapatkan sesuatu dengan cepat tanpa mengikuti prosedur yang sebenarnya. Contoh: ingin cepat kaya melakukan korupsi, ingin nilai bagus nyontek, ingin juara melakukan doping dll.Suka atau tidak suka mentalitas seperti inipun telah msuk dalam kehidupan Gereja.
@. Tantangan Munculnya Berbagai Aliran dalam Kekristenan
Fenomena yang tidak dapat disangkal bahwa berbagai aliran telah bermunculan dalam sejarah pejalanan Gereja. Hal ini menuntut kita untuk memiliki sikap kritis, sehingga kita pun tidak terjerembab di dalamnya. Salah satu usaha yang dapat kita lakukan untuk memperlengkapi diri kita adalah dengan mengikuti pendalam Alkitab yang ada di Gereja kita masing-masing. Dengan mengikuti Pendalaman Alkitab tersebut, kita mengetahui sikap Gereja kita, sehingga kita dapat membandingkannya denga aliran-aliran tersebut.
1. Apa yang dimaksud dengan dengan berfikir kritis?
2. Mengapa berfikir kritis itu diperlukan?
3. Jelaskan tantangan internal dalam gereja?
4. Sebutkan dan jelaskan 3 tantangan eksternal dalam gereja?
5.Apa Yang Anda pahami dari Matius 5:13-14?
2. Mengapa berfikir kritis itu diperlukan?
3. Jelaskan tantangan internal dalam gereja?
4. Sebutkan dan jelaskan 3 tantangan eksternal dalam gereja?
5.Apa Yang Anda pahami dari Matius 5:13-14?