FIRST CHRISTMAS
Bulan Desember menjadi bulan yang sangat spesial bagi kebanyakan orang diantero dunia. Bulan Desember yang di dalamnya dibalut perayaan Natal telah menghipnotis banyak orang untuk melakukan hal-hal yang psektakuler. Lihatlah pernak-pernik Natal mulai ukuran yang paling kecil sampai ukuran-ukuran raksasa yang dipajang dipusat-pusat perbelanjaan. Lantunan-lantunan lagu bernafaskan Natal diperdengarkan. Ibadah-ibadah Natalpun sungguh luar biasa pesatnya berkembang, berlomba-lomba ingin menampilkan hal-hal yang spesial, hal-hal yang inovatif, beda dari tahun-tahun sebelumnya bahkan bila perlu beda dari gereja lain. Dirayakan dengan biaya jutaan rupiah, bahkan sampai milyaran rupiahpun orang tidak akan sungkan mengeluarkan koceknya guna menyambut Natal (kelahiran Kristus Yesus Juruselamat dunia) yang walaupun sesungguhnya bulan Desember apalagi tanggal 25 Desember bukanlah bulan lahirnya Kristus Yesus Juruselamat dunia.
Hingar-bingar perayaan Natal yang serba waw waw dan waw itu seolah-olah ingin memproklamirkan inilah kebesaran, keagungan, kemuliaan Natal. Natal mulai diukur dengan kasat mata. Ketika kita melihat perayaan Natal dirayakan digedung-gedung mewah, orang datang berbondong-bondong sembari menaiki mobil mewah memenuhi bahkan melebihi kapasitas gedung yang disediakan, mulut kita pun mulai berkata waw ini sungguh Natal yang perfeck, luar biasa, praise the Lord, Tuhan sungguh luar biasa, kehadiran Tuhan sangat terasa hadir ditempat ini. Aneh bin ajaib memang, hanya oleh karena yang serba waw waw dan waw jadi kebanyakan kita terjebak dalam sebuah paradikma yang keliru. Kebesaran, keagunan, kemuliaan Natal bukanlah diukur dengan perayaan-perayaan Natal yang serba mewah. Natal "Kelahiran Yesus Kristus" adalah Allah yang menjadi manusia artinya? Dia yang besar mau menjadi yang terkecil, Dia yang agung hadir ditengah-tengah ketidak agungan, Dia yang mulia hadir ditengah-tengah ketidak muliaan. Natal bukanlah dari yang kecil lalu dibuat besar, Natal bukanlah diambil dari sesuatu yang hina lalu dibuat agung.
Berkaca dari perayaan-perayaan Natal selama ini, perlu kita menilik, mengintip kembali peristiwa 2000 tahun yang lalu ketika seorang bayi dilahirkan dikandang domba dan dibaringkan dalam sebuah palungan. Apa yang bisa kita intip dai peristiwa itu? Diceritakan ada beberapa tokoh yang disinggung dalam peristiwa itu al:
Hingar-bingar perayaan Natal yang serba waw waw dan waw itu seolah-olah ingin memproklamirkan inilah kebesaran, keagungan, kemuliaan Natal. Natal mulai diukur dengan kasat mata. Ketika kita melihat perayaan Natal dirayakan digedung-gedung mewah, orang datang berbondong-bondong sembari menaiki mobil mewah memenuhi bahkan melebihi kapasitas gedung yang disediakan, mulut kita pun mulai berkata waw ini sungguh Natal yang perfeck, luar biasa, praise the Lord, Tuhan sungguh luar biasa, kehadiran Tuhan sangat terasa hadir ditempat ini. Aneh bin ajaib memang, hanya oleh karena yang serba waw waw dan waw jadi kebanyakan kita terjebak dalam sebuah paradikma yang keliru. Kebesaran, keagunan, kemuliaan Natal bukanlah diukur dengan perayaan-perayaan Natal yang serba mewah. Natal "Kelahiran Yesus Kristus" adalah Allah yang menjadi manusia artinya? Dia yang besar mau menjadi yang terkecil, Dia yang agung hadir ditengah-tengah ketidak agungan, Dia yang mulia hadir ditengah-tengah ketidak muliaan. Natal bukanlah dari yang kecil lalu dibuat besar, Natal bukanlah diambil dari sesuatu yang hina lalu dibuat agung.
Berkaca dari perayaan-perayaan Natal selama ini, perlu kita menilik, mengintip kembali peristiwa 2000 tahun yang lalu ketika seorang bayi dilahirkan dikandang domba dan dibaringkan dalam sebuah palungan. Apa yang bisa kita intip dai peristiwa itu? Diceritakan ada beberapa tokoh yang disinggung dalam peristiwa itu al:
1. Maria
Alkitab Mencatat Bahwa Maria adalah seorang perempuan yang masih perawan. Dalam terjemahan aslinya istilah ini deterjemahkan belum pernah diesentuh oleh laki-laki. Namun Maria mendapat kabar bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Tentunya sebagai seorang perempuan yang masih perawan, Maria terkejut mendengar kabar itu, sehingga ia pun berkata "bagaimana mungkin hal itu terjadi, karena aku belum bersuami". Pertanyaan Maria ini sungguh masuk akal, sementara kabar yang ia terima tidak masuk akal. Maria sungguh memahami betul bahwa seorang perempuan bisa hamil oleh karena adanya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel induk telur perempuan. Tetapi Sang pembawa kabar itu pun berkata "Roh Kudus akan turun menaungi engkau". Lalu Maria berkata sesungguhnya aku ini hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataan itu.
Sesuatu hal yang luar biasa terjadi dalam hidup Maria ketika ia mengetahui bahwa ia mengandung dan akan melahirkan seorang anak adalah merupakan pekerjaan Roh Kudus. Maria tidak berkata kepada malaikat Gabriel, saya ini masih gadis, masih perawan, apa nanti kata teman-teman saya?, keluarga saya?, lingkungan saya? Dasar perempuan tidak tahu diri, perempuan biadap, perempuan murahan. Tidak? tetapi Maria mengambil keputusan yang tepat. Maria mengorbankan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Maria membuang segala egosentisnya, membuang harga dirinya, ia tidak perlu menjaga imec, karena ia tahu bahwa kelahiran Sang Juruselamat dunia yang terpenting dalam hidupnya. Berita kelahiran Sang Mesias telah mengubah segala-galanya dalam diri maria
Sesuatu hal yang luar biasa terjadi dalam hidup Maria ketika ia mengetahui bahwa ia mengandung dan akan melahirkan seorang anak adalah merupakan pekerjaan Roh Kudus. Maria tidak berkata kepada malaikat Gabriel, saya ini masih gadis, masih perawan, apa nanti kata teman-teman saya?, keluarga saya?, lingkungan saya? Dasar perempuan tidak tahu diri, perempuan biadap, perempuan murahan. Tidak? tetapi Maria mengambil keputusan yang tepat. Maria mengorbankan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Maria membuang segala egosentisnya, membuang harga dirinya, ia tidak perlu menjaga imec, karena ia tahu bahwa kelahiran Sang Juruselamat dunia yang terpenting dalam hidupnya. Berita kelahiran Sang Mesias telah mengubah segala-galanya dalam diri maria
2. Yusuf
Dalam catatan Alkitab, Yusuf merupakan sesosok pria yang tulus hati. orang yang tulus hati tentunya adalah pribadi yang menerima , melakukan segala sesuatu dengan kerelaan. Tetapi ketika Yusuf mengetahui orang yang dia cintai, kekasih hatinya yaitu tunangannya Maria mengandung janin, pikirannya telah merubah ketulusan hati Yusuf. Secara manusia mungkin Yusuf berkata " Maria engkau sungguh tega menghianati cinta kita, engkau telah merusak kasih sayang yang sudah kita bina selama ini, saya tidak menduga engkau mampu berbuat demikian jauh Maria Maria Maria.......
Akhirnya yusufpun bermaksud menceraikan Istrinya itu secara diam-diam. Ditengah-tengah kekalutan itu, malaikat Tuhan menampakkan diri padanya dan menginformasikan bahwa janin yang ada dalam rahin Maria dari Roh Kudus. erubahan yang spektakulerpun tejadi dalam diri Yusuf ketika ia mengetahui bahwa semuanya itu merupakan perbuatan Tuhan. Segala apa yang sudah direncanakan oleh Yusuf diurungkannya. Alkitab mencatat Yusuf justru mengambil Maria menjadi istrinya. Waw ini luar biasa.
Akhirnya yusufpun bermaksud menceraikan Istrinya itu secara diam-diam. Ditengah-tengah kekalutan itu, malaikat Tuhan menampakkan diri padanya dan menginformasikan bahwa janin yang ada dalam rahin Maria dari Roh Kudus. erubahan yang spektakulerpun tejadi dalam diri Yusuf ketika ia mengetahui bahwa semuanya itu merupakan perbuatan Tuhan. Segala apa yang sudah direncanakan oleh Yusuf diurungkannya. Alkitab mencatat Yusuf justru mengambil Maria menjadi istrinya. Waw ini luar biasa.
3. Orang Majus dari Timur
Orang Majus merupakan orang-orang yang ahli dalam perbintangan, orang-orang intelektual, sehingga ketika mreka melihat sebuah bintang, mereka dapat meramalkan, menafsirkan apa arti bintang itu. Dan itulah yang sedang mereka alami pada waktu itu, dimana mereka melihat sebuah bintang di Timur, dan berdasarkan pengetahuan perbintangan mereka bintang ini bukanlah sembarang bintang tetapi bintang spesial. Dimana bintang itu telah menginformasikan kepada mereka bahwa seorang raja telah lahir ditengah-tengah dunia. Orang-orang Majuspun datang ke Yerusalem guna mempertanyakan kabar baik itu. Dan memang betul, berdasrkan catatan kitab orang Israel telah dinubuatkan bahwa seorang pemimpin akan bangkit untuk menggembalakan orang Israel.
Ada bebrapa hal yang cukp menarik perhatian kita dari orang-orang Majus ini ketika melihat bintang itu. Hal yang pertama mereka sungguh mempersiapkan diri untuk membawa sesuatu yang akan mereka persembahkan kepada raja yang baru dilahirkan itu. Dan tidak tanggung-tanggung, Alkitab mencatat orang-orang Majus ini membawa emas, kemenyan dan mur. Saya tidak perlu menafsirkan seberapa banyak emas, kemenyan dan mur yang mereka bawa. Siapa pun anda silahkan banyangkan sendiri, tafsirkan sendiri lalu Anda ambil kesimpulan berapa banyak yang dibawa oleh orang-orang Majus ini sebagai persembahan mereka, apalagi yang mereka datangi adalah seorang raja. Hal yang kedua: Alkitab mencatat bahwa "orang-orang Majus ini pulang kenegerinya melalui jalan lain". Apa artinya ini? Alkitab mencatat bahwa orang-orang Majus telah diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes". Apa artinya ini? Alkitab mencatat bahwa sebelumnya raja Herodes sudah berpesan kepada mereka supaya mengabarkan mengenai anak itu kepadanya. Apa artinya ini? Artinya orang-orang Majus sedang diperhadapkan kepada sebuah dilema. Menyanggupi pesan Herodes atau mendengarkan apa yang diingatkan dalam mimpi. Dan luar biasa, dengan menanggung segala resikao yang akan mereka hadapi dari sosok Herodes, orang-orang Majus pun lebih memilih apa yang dikatakan dalam mimpi. Artinya orang-orang Majus lebih memilih takut kepada Tuhan ketimbang pada Herodes. Orang-orang Majus leih memilih takut kepada Raja di atas segala raja ketimbang raja dunia ini yang pemerintahannya hanya sementara. Hal ini bisa terjadi dalam diri orang-orang Majus karena mereka sudah bertemu bintang itu, bertemu Mesias Raja yang diurapi Yesus Kristus Sang Juruselamat dunia yakni bayi mungil yang lahir di kandang domba.
Ada bebrapa hal yang cukp menarik perhatian kita dari orang-orang Majus ini ketika melihat bintang itu. Hal yang pertama mereka sungguh mempersiapkan diri untuk membawa sesuatu yang akan mereka persembahkan kepada raja yang baru dilahirkan itu. Dan tidak tanggung-tanggung, Alkitab mencatat orang-orang Majus ini membawa emas, kemenyan dan mur. Saya tidak perlu menafsirkan seberapa banyak emas, kemenyan dan mur yang mereka bawa. Siapa pun anda silahkan banyangkan sendiri, tafsirkan sendiri lalu Anda ambil kesimpulan berapa banyak yang dibawa oleh orang-orang Majus ini sebagai persembahan mereka, apalagi yang mereka datangi adalah seorang raja. Hal yang kedua: Alkitab mencatat bahwa "orang-orang Majus ini pulang kenegerinya melalui jalan lain". Apa artinya ini? Alkitab mencatat bahwa orang-orang Majus telah diperingatkan dalam mimpi supaya jangan kembali kepada Herodes". Apa artinya ini? Alkitab mencatat bahwa sebelumnya raja Herodes sudah berpesan kepada mereka supaya mengabarkan mengenai anak itu kepadanya. Apa artinya ini? Artinya orang-orang Majus sedang diperhadapkan kepada sebuah dilema. Menyanggupi pesan Herodes atau mendengarkan apa yang diingatkan dalam mimpi. Dan luar biasa, dengan menanggung segala resikao yang akan mereka hadapi dari sosok Herodes, orang-orang Majus pun lebih memilih apa yang dikatakan dalam mimpi. Artinya orang-orang Majus lebih memilih takut kepada Tuhan ketimbang pada Herodes. Orang-orang Majus leih memilih takut kepada Raja di atas segala raja ketimbang raja dunia ini yang pemerintahannya hanya sementara. Hal ini bisa terjadi dalam diri orang-orang Majus karena mereka sudah bertemu bintang itu, bertemu Mesias Raja yang diurapi Yesus Kristus Sang Juruselamat dunia yakni bayi mungil yang lahir di kandang domba.
4. Herodes
Raja Herodes sesungguhnya juga mengetahui tentang berita kelahiran raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu, sekalipun lewat pemjelasan orang-orang Majus, Iman-imam kepala dan ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi. Itu sebabnya ia berpesan kepada para orang Majus pergi dan selidikilah dengan seksama, dan kalau sudah menemukannya kabarkan kepadaku supaya akupun datang menyembahnya. Tetapi perkataan raja Herodes ini bertolak belakang dengan peristiwa selanjutnya. Alkitab mencatat bahwa Herodes sangat marah ketika orang majus tidak kembali kepadanya. Dan dampak dari kemarahan itu, Herodes memerintahkan untuk membunuh semua anak-anak yang berumur dua tahun kebawah disekitar Betlehem. Kesadisan Herodespun mulai dipertontonkan.
Memang dalam catatan buku sejarah, raja Herodes yang dikenal dengan Herodes Agung itu dikenal dengan raja yang sangat kejam. Bahkan ia tidak segan-segan membunuh keluarganya . Pada tahun 29 SM ia membunuh istrinya Mariamel. Ia juga menenggelamkan ipar laki-lakinya Aristobelus yang telah diangkat sebagai imam besar. Bahkan Herodes juga membunuh setiap saingan dalam pemerintahannya. Mungkin juga ia beranggapan bahwa bayi Yesus yang baru dilahirkan itu sebagai saingannya dan perlu dilenyapkan dengan cara apa pun termasuk mengorbankan bayi-bayi yang tidak berdosa itu.
Apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini? Ternyata berita kelahiran raja orang Yahudi itu tidak membuat hidup Herodes ke arah yang lebih baik, justru ia menganggap bahwa raja yang baru lahir itu sebagai anjaman bagi dirinya.
5. Gembala-gembala
Berita kelahiran Juruselamat, Kristus Tuhan juga dperdengarkan kepada para gembala-gembala yang tinggal dipadang pada waktu malam hari menjaga kawanan ternak. "Hari ini telah lahir bagimu juruselamat dunia, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud". Sesungguhnya kabar baik ini terasa janggal ketika kabar itu justru disampaikan secara langsung kepada para gemaba-gembala . Dalam tradisi orang Yahudi gemabal ternak adalah orang-orang yang termarjinalkan , terpimggirkan, kaum trendahan, orang-orang yang tidak diperhitungkan. Itu sebabnya ketika para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang bayi itu, orang-orang yang ada disekitar bayi Yesus heran. Ini sesuatu yang lumrah, mengapa tidak? Kabar kesukaan, kabar besar, berita kelahiran seorang raja justru disampaikan lewat para gemabal-gembala termarjinal, orang-orang yang tidak dipandang manusia ini untuk menyampaikan kabar yang agung itu. Dan memang sesungguhnya dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, sering kali Allah memakai orang-orang kecil dalam pandangan orang, untuk melakukan perkara-perkara besar, semisal: Yusuf, Daud, Amos dari Tekoa dll. Mereka-mereka ini adalah para gemabla yang telah melakukan perkara-perkara besar.
Apa yang terjadi dalam hidup para gemabala-gembala ini ketika mereka mendengar kabar dan melihat bayi Yesus? Ketika mereka mendengar kabar itu, Alkitab mencatat mereka cepat-cepat berangkat. Artinya mereka tidak mengulur-ulur waktu. Mereka tidak sebuk dengan logika-logika yang menimbulkan banyak pertanyaan. Kalau ini nanti?, kalau itu nanti bagaimana? Bagaimana kalau ternak kita hilang, Bagaimana kalau besok saja kita kesana? Toh juga bayi itu tidak kemana-mana dan tidak langsung besar? Tidak> Tetapi mereka cepat-cepat berangkat. Waw... perubahan yang luar biasa. Selanjutnya apa yang terjadi kepada para gemabla-gembala ini? Alkitab juga mencatat ketika mereka bertemu dengan bayi kecil itu, para gembala-gembala pulang sambil memuji dan memuliakan Allah. Ada pujian, ada sukacita dalam diri mereka. Pujian, sukacita yang tentunya belum pernah mereka rasakan sepanjang hidupnya.