Baru saja kita menyelesaikan sebuah pekerjaan akbar dalam dunia perpolitikan di republik ini, khususnya Pemilihan Calon Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Dan KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang dipercaya oleh UU telah merilis sejumlah nama-nama yang lolos melenggang ke gedung yang terhormat itu, baik DPRD tingkat Kabupaten/kota maupun DPRD tingkat Provinsi dan DPR-DPD tingkat Pusat. Bagi Caleg yang lolos untuk menjadi anggota dewan itu, tidak ada salahnya kita mengucapkan selamat karena mereka sudah dipercaya oleh rakyat untuk mengemban Amanat Penderitaan Rakyat (AMPERA). Dan kalau tidak ada alar melintang, sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Juli – Oktober 2014 akan diadakan Pengucapan Sumpah dan Janji Anggota dewan yang terpilih. Sementara, bagi Caleg yang belum lolos untuk menjadi anggota dewan kita harapkan mereka tetap mempunyai pemikiran positif, legowo, tetap tegar, optimis, dan yang terpenting tidak stress apalagi sampai depresi. Sebab kalah menang adalah hal yang lumrah dalam sebuah pertarungan. Dan setiap petarung sejati harus siap menerima kekalahan meskipun hal itu sangat menyakitkan. Dan yang lebih penting lagi, kesempatan masih ada di tahun-tahun yang akan datang.
Gedung legislatif, gedung yang terhormat itu tentunya sudah siap menyambut kedatangan para anggota dewan yang baru terpilih itu. Hadirnya anggota dewan digedung yang terhormat itu, kiprahnya pun sudah dinanti-nanti oleh publik. Ratusan juta mata mengarah kepada mereka, ratusan juta rakyat Indonesia menggantungkan harapannya kepada ribuaan anggota dewan baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Provinsi dan di Tingkat Kabupaten/Kota. Gedung yang terhormat itu juga menjadi saksi bisu akan gelagat, tindak tanduk, kinerja yang akan mereka torehkan selama lima tahun kedepan. Di gedung ini jualah menjadi ajang pembuktian akan apa yang telah mereka dengung-degungkan selama masa kampanye dulu. Karena bukannya tidak mungkin sesampainya di gedung Legislatif itu, slogan-slogan; jujur, peduli, tegas, cerdas, bersih, siap memperjuangkan nasib rakyat, biaya pendidikan/kesehatan gratis, berjuang untuk kaum minoritas, amanah, religius, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, tidak ada lagi kesenjangan sosial, membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, meningkatkan pendapatan rakyat kecil, memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, bebas korupsi, dll, hilang seiring dengan eforia melenggangnya mereka sebagai anggota legislatif. Sehingga kedatangan mereka ke gedung yang terhormat itu semata-mata hanya sekedar menikmati pasilitas Negara yang notabenenya dibiaya dari uang rakyat. Dan itu sudah menjadi rahasia umum dalam dunia perpolitikan kita.
HARAPAN BARU MASYARAKAT: Mengharap angin perubahan terjadi terhadap kinerja anggota DPRD/DPR/DPD tentunya bukanlah sesuatu yang tabu dan mubajir, kendatipun harapan itu sangat sulit diwujudkan dalam realitas sesungguhnya. Sulitnya harapan itu diwujudnyatakan bukan karena ketidakmampuan para anggota dewan, namun memang karena kepercayaan publik sudah terlanjur terjun bebas terhadap anggota dewan yang terhormat itu. Bukannya apa, anggota dewan periode 2009-2014 telah mewariskan tingkat kepercayaan publik yang tidak begitu membanggakan. Apalagi anggota dewan yang baru terpilih itu masih didominasi oleh wajah-wajah lama. Melorotnya tingkat kepercayaan publik terhadap anggota dewan tentunya menjadi tantangan terbesar bagi setiap anggota dewan yang sudah terlanjur tepilih dalam periode 2014-1019. Dan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, semenjak mereka diambil sumpahnya, setiap anggota dewan harus mampu menjawab tantangan sekaligus memulihkan citranya yang sudah tercoreng moreng itu. Kehadiran anggota dewan digedung yang terhormat itu akan diuji komitmennya terhadap janji-janji yang mereka umbar pada masa kampanye dulu. Pertanyaannya kemudian mampukah para politisi (wakil rakyat) itu memberikan secercah harapan baru terhadap masyarakat yang telah menghantarkan mereka melenggang masuk kegedung parlemen guna menduduki kursi legislatif itu? Bangsa ini sudah haus terhadap anggota dewan yang peduli akan nasib mereka, haus terhadap anggota dewan yang mampu memberikan secercah harapan baru terhadap mereka. Sebaliknya, bangsa ini sudah bosan, jenuh, geram, terhadap anggota dewan yang pintar beretorika, pintar mengumbar janji. Oleh karena harapan baru itu jualah yang menggerakkan hati masyarakat republik ini menjatuhkan pilihannya terhadap anggota dewan yang terpilih dalam periode 2014-2019. Sekarang mampukah para anggota dewan ini merealisasikan secercah harapan baru masyarakat itu?
ANGGOTA DEWAN YANG BEKERJA: Iwan Fals dalam sebuah lirik lagunya yang berjudul “Surat Buat Wakil Rakyat” mengatakan “Di hati dan lidahmu kami berharap, suara kami tolong dengar lalu sampaikan, jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam. Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu ‘setuju”. Pesan moral yang disampaikan lagu ini bukanlah isapan jempol belaka. Fenomena tidur, diam, setuju, bahkan absen, mangkir, memang selalu menghiasa persidangan-persidangan yang dilakukan digedung yang terhormat itu. Hal yang memalukan itu bukan hanya sekali dua kali terjadi namun berkali-kali, baik di DPR tingkat pusat, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/kota. Dan yang lebih memalukan lagi fenomena tidur sambil bersidang itu tertangkap kamera baik media cetak maupun media elektronik, sehingga ratusan juta penduduk negeri ini bisa menyaksikannya.
Semoga karakter anggota dewan yang tidak terpuji dan tidak patut diteladani itu, tidak menjangkiti anggota dewan periode 2014-2019. Warisan anggota dewan yang tidak membanggakan dimasa lalu itu menjadi bahan pembelajaran sekaligus koreksi diri bagi anggota dewan yang baru itu. Sehingga publik tidak lagi melihat ada anggota dewan yang yang mempunyai mental D4 alias Datang, Duduk, Diam dan Dengkur, di gedung yang terhormat itu ketika mereka bersidang soal rakyat dalam periode yang baru ini. Karena sejatinya gedung legislatif sebagai tempat yang sentral, mulia, bahkan agung dalam memperjuangkan nasib rakyat maupun negeri ini.
Rakyat berharap ada revolusi mental bagi anggota dewan yang ada di republik ini. Dan dengan revolusi mental itu, lahirlah anggota-anggota dewan yang memiliki mental bekerja dengan penuh ketulusan, jujur, benar, dan tentunya di dasarkan pada takut akan Tuhan. Sehingga anggota dewan yang bekerja itu, bekerja bukan untuk dirinya sendiri, kelompok/golongan, partai politik yang mengusungnya, tetapi mereka bekerja untuk kepentingan masyarakat luas.
Akhirnya dengan bermohon pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, kita ucapkan SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BEKERJA DI GEDUNG YANG TERHORMAT bagi para anggota dewan periode 2014-1019. Jaga integritas, jaga dedikasi, awas penyelewengan jabatan dan jangan sampai menjadi gelap mata.
Gedung legislatif, gedung yang terhormat itu tentunya sudah siap menyambut kedatangan para anggota dewan yang baru terpilih itu. Hadirnya anggota dewan digedung yang terhormat itu, kiprahnya pun sudah dinanti-nanti oleh publik. Ratusan juta mata mengarah kepada mereka, ratusan juta rakyat Indonesia menggantungkan harapannya kepada ribuaan anggota dewan baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Provinsi dan di Tingkat Kabupaten/Kota. Gedung yang terhormat itu juga menjadi saksi bisu akan gelagat, tindak tanduk, kinerja yang akan mereka torehkan selama lima tahun kedepan. Di gedung ini jualah menjadi ajang pembuktian akan apa yang telah mereka dengung-degungkan selama masa kampanye dulu. Karena bukannya tidak mungkin sesampainya di gedung Legislatif itu, slogan-slogan; jujur, peduli, tegas, cerdas, bersih, siap memperjuangkan nasib rakyat, biaya pendidikan/kesehatan gratis, berjuang untuk kaum minoritas, amanah, religius, duduk sama rendah berdiri sama tinggi, tidak ada lagi kesenjangan sosial, membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, meningkatkan pendapatan rakyat kecil, memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, bebas korupsi, dll, hilang seiring dengan eforia melenggangnya mereka sebagai anggota legislatif. Sehingga kedatangan mereka ke gedung yang terhormat itu semata-mata hanya sekedar menikmati pasilitas Negara yang notabenenya dibiaya dari uang rakyat. Dan itu sudah menjadi rahasia umum dalam dunia perpolitikan kita.
HARAPAN BARU MASYARAKAT: Mengharap angin perubahan terjadi terhadap kinerja anggota DPRD/DPR/DPD tentunya bukanlah sesuatu yang tabu dan mubajir, kendatipun harapan itu sangat sulit diwujudkan dalam realitas sesungguhnya. Sulitnya harapan itu diwujudnyatakan bukan karena ketidakmampuan para anggota dewan, namun memang karena kepercayaan publik sudah terlanjur terjun bebas terhadap anggota dewan yang terhormat itu. Bukannya apa, anggota dewan periode 2009-2014 telah mewariskan tingkat kepercayaan publik yang tidak begitu membanggakan. Apalagi anggota dewan yang baru terpilih itu masih didominasi oleh wajah-wajah lama. Melorotnya tingkat kepercayaan publik terhadap anggota dewan tentunya menjadi tantangan terbesar bagi setiap anggota dewan yang sudah terlanjur tepilih dalam periode 2014-1019. Dan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, semenjak mereka diambil sumpahnya, setiap anggota dewan harus mampu menjawab tantangan sekaligus memulihkan citranya yang sudah tercoreng moreng itu. Kehadiran anggota dewan digedung yang terhormat itu akan diuji komitmennya terhadap janji-janji yang mereka umbar pada masa kampanye dulu. Pertanyaannya kemudian mampukah para politisi (wakil rakyat) itu memberikan secercah harapan baru terhadap masyarakat yang telah menghantarkan mereka melenggang masuk kegedung parlemen guna menduduki kursi legislatif itu? Bangsa ini sudah haus terhadap anggota dewan yang peduli akan nasib mereka, haus terhadap anggota dewan yang mampu memberikan secercah harapan baru terhadap mereka. Sebaliknya, bangsa ini sudah bosan, jenuh, geram, terhadap anggota dewan yang pintar beretorika, pintar mengumbar janji. Oleh karena harapan baru itu jualah yang menggerakkan hati masyarakat republik ini menjatuhkan pilihannya terhadap anggota dewan yang terpilih dalam periode 2014-2019. Sekarang mampukah para anggota dewan ini merealisasikan secercah harapan baru masyarakat itu?
ANGGOTA DEWAN YANG BEKERJA: Iwan Fals dalam sebuah lirik lagunya yang berjudul “Surat Buat Wakil Rakyat” mengatakan “Di hati dan lidahmu kami berharap, suara kami tolong dengar lalu sampaikan, jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam. Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat, wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu ‘setuju”. Pesan moral yang disampaikan lagu ini bukanlah isapan jempol belaka. Fenomena tidur, diam, setuju, bahkan absen, mangkir, memang selalu menghiasa persidangan-persidangan yang dilakukan digedung yang terhormat itu. Hal yang memalukan itu bukan hanya sekali dua kali terjadi namun berkali-kali, baik di DPR tingkat pusat, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/kota. Dan yang lebih memalukan lagi fenomena tidur sambil bersidang itu tertangkap kamera baik media cetak maupun media elektronik, sehingga ratusan juta penduduk negeri ini bisa menyaksikannya.
Semoga karakter anggota dewan yang tidak terpuji dan tidak patut diteladani itu, tidak menjangkiti anggota dewan periode 2014-2019. Warisan anggota dewan yang tidak membanggakan dimasa lalu itu menjadi bahan pembelajaran sekaligus koreksi diri bagi anggota dewan yang baru itu. Sehingga publik tidak lagi melihat ada anggota dewan yang yang mempunyai mental D4 alias Datang, Duduk, Diam dan Dengkur, di gedung yang terhormat itu ketika mereka bersidang soal rakyat dalam periode yang baru ini. Karena sejatinya gedung legislatif sebagai tempat yang sentral, mulia, bahkan agung dalam memperjuangkan nasib rakyat maupun negeri ini.
Rakyat berharap ada revolusi mental bagi anggota dewan yang ada di republik ini. Dan dengan revolusi mental itu, lahirlah anggota-anggota dewan yang memiliki mental bekerja dengan penuh ketulusan, jujur, benar, dan tentunya di dasarkan pada takut akan Tuhan. Sehingga anggota dewan yang bekerja itu, bekerja bukan untuk dirinya sendiri, kelompok/golongan, partai politik yang mengusungnya, tetapi mereka bekerja untuk kepentingan masyarakat luas.
Akhirnya dengan bermohon pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, kita ucapkan SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BEKERJA DI GEDUNG YANG TERHORMAT bagi para anggota dewan periode 2014-1019. Jaga integritas, jaga dedikasi, awas penyelewengan jabatan dan jangan sampai menjadi gelap mata.