MANUSIA GAGAL
“Saya adalah manusia gagal” Mungkin ungkapan ini tidak asing lagi ditelinga Anda? Bahkan kalimat ini pun mungkin pernah terucap dari mulut Anda sendiri dengan berbagai ekspresi misalnya? Dengan memukul diri sendiri, menjerit sambil mencucurkan air mata Anda berkata saya adalah manusia gagal, manusia yang tidak berguna. Bahkan lebih ekstrimnya lagi Anda berdiri di depan cermin sambil menunjuk-nunjuk orang yang ada di dalam cermin tersebut sambil berkata kamu adalah manusia gagal, gagal dan gagal. Stikma manusia gagal Anda tujukan pada diri Anda sendiri.
Jika demikian saya mau bertanya pada Anda, apa yang menjadi ukurannya sehingga Anda berkata pada Anda adalah manusia gagal? Seberapa banyak kegagalan yang Anda telah alami sehingga Anda berani berkata bahwa Anda manusia gagal? Mungkin Anda berkata terlalu banyak. Bisnis yang saya bangun bertahun-tahun hancur dalam hitungan menit, keluarga saya berantakan, cita-citaku kandas ditengah jalan, karirku hancur, saya melamar pekerjaan ditolak terus, apapun yang saya kerjakan tidak pernah berhasil. Bukankah semua ini membuktikan bahwa saya adalah manusia gagal?
Waw… hanya karena Anda gagal, gagal, dan gagal, bisnis Anda hancur, cita-cita Anda Anda kandas, Anda terpuruk dan terpuruk Anda mencap diri Anda sebagai manusia gagal. Anda terlalu bodoh, naïf memberikan stikma pada diri Anda bahwa Anda manusia gagal.
Thomas Alfa Edison yang lugu dan polos itu pernah dicap oleh gurunya sebagai idiot sehingga tidak pantas bersekolah dan selama hidupnya ia hanya bersekolah selama tiga bulan. Thomas Alfa Edison sampai dewasanya pun tidak luput dari kegagalan. Anda tahu lampu pijar yang dinikmati oleh manusia saat ini, merupakan hasil dari kegagalan yang ribuan kali dialami oleh Thomas Alfa Edison.Anda kenal dengan Albert Einstein? Yang pada masa kecilnya telah dianggap orang tuanya cacat mental. Nilai akademiknya pun sangat buruk sehingga gurunya menyuruh berhenti sekolah dan berkata kepada Einstein “Einstein kamu tidak akan bisa belajar apapun”. Namun diluar banyak dugaan orang, Albert Einstein mejadi salah satu ilmuwan paling berpengaruh di abad dua puluh. Atau Anda kenal dengan Abraham Lincoln? Dalam perjalanan karir dan hidupnya ia mengalami 12 kali kegagalan besar sampai-sampai ia menderita tekanan mental yang hebat dan hampir masuk rumah sakit jiwa. Tetapi Anda tahu berkat kegigihannya dia menjadi orang nomor wahit di negeri paman sam.
Thomas Alfa Edison, Albert Eisntein, Abraham Lincoln, sebagian kecil dari manusia di dunia yang mengalami kegagalan dan kegagalan dalam hidupnya namun mereka bisa menuai kesuksesan yang luar biasa. Waw… ko bisa? Intinya mereka tidak mencap dirinya sebagai manusia gagal, mereka tidak pernah menyerah dengan berbagai kegagalan yang pernah dialaminya.
Kegagalan bisa kita jadikan seperti sebuah gala yang melambungkan tubuh seorang atletik lompat tinggi jauh diudara, seperti papan tumpuan pada seorang atletik lompat jauh yang membuat lompatannya semakin jauh, atau seperti sebuah per ketika kita melompat di atasnya tubuh kita dapat melambung ke udara. Kegagalanpun dapat membuat cita-cita, harapan Anda melambug tinggi.
Kegagalan tidak jauh dari kita, kegagalan tidak akan pernah lenyap dari permukaan bumi ini, namun kita bisa memetik “hikmah dari kegagalan”. “Kegagalan adalah suatu reaksi positif dari usaha kita mencoba sesuatu. Mengapa reaksi positif? Karena dari kegagalan kita sudah memiliki modal berupa pengalaman melakukan hal yang salah sehingga kita tidak akan mengulanginya kembali dilain waktu”, “kegagalan yang berkali-kali dialami oleh seseorang dapat mendidik orang tersebut menjadi lebih tangguh dan lebih tangguh lagi karena ia banyak belajar dari kegagalan yang dialaminya”.
Tugas Anda sekarang berhentilah memberikan cap pada diri Anda sebagai manusia gagal. Sebab Allah pun tidak pernah menciptakan manusia gagal tetapi Ia menciptakan manusia seturut gambar dan rupaNya. Anda adalah manusia yang mulia yang punya segudang potensi. Selamat Anda pasti bisa…….!!!
“Saya adalah manusia gagal” Mungkin ungkapan ini tidak asing lagi ditelinga Anda? Bahkan kalimat ini pun mungkin pernah terucap dari mulut Anda sendiri dengan berbagai ekspresi misalnya? Dengan memukul diri sendiri, menjerit sambil mencucurkan air mata Anda berkata saya adalah manusia gagal, manusia yang tidak berguna. Bahkan lebih ekstrimnya lagi Anda berdiri di depan cermin sambil menunjuk-nunjuk orang yang ada di dalam cermin tersebut sambil berkata kamu adalah manusia gagal, gagal dan gagal. Stikma manusia gagal Anda tujukan pada diri Anda sendiri.
Jika demikian saya mau bertanya pada Anda, apa yang menjadi ukurannya sehingga Anda berkata pada Anda adalah manusia gagal? Seberapa banyak kegagalan yang Anda telah alami sehingga Anda berani berkata bahwa Anda manusia gagal? Mungkin Anda berkata terlalu banyak. Bisnis yang saya bangun bertahun-tahun hancur dalam hitungan menit, keluarga saya berantakan, cita-citaku kandas ditengah jalan, karirku hancur, saya melamar pekerjaan ditolak terus, apapun yang saya kerjakan tidak pernah berhasil. Bukankah semua ini membuktikan bahwa saya adalah manusia gagal?
Waw… hanya karena Anda gagal, gagal, dan gagal, bisnis Anda hancur, cita-cita Anda Anda kandas, Anda terpuruk dan terpuruk Anda mencap diri Anda sebagai manusia gagal. Anda terlalu bodoh, naïf memberikan stikma pada diri Anda bahwa Anda manusia gagal.
Thomas Alfa Edison yang lugu dan polos itu pernah dicap oleh gurunya sebagai idiot sehingga tidak pantas bersekolah dan selama hidupnya ia hanya bersekolah selama tiga bulan. Thomas Alfa Edison sampai dewasanya pun tidak luput dari kegagalan. Anda tahu lampu pijar yang dinikmati oleh manusia saat ini, merupakan hasil dari kegagalan yang ribuan kali dialami oleh Thomas Alfa Edison.Anda kenal dengan Albert Einstein? Yang pada masa kecilnya telah dianggap orang tuanya cacat mental. Nilai akademiknya pun sangat buruk sehingga gurunya menyuruh berhenti sekolah dan berkata kepada Einstein “Einstein kamu tidak akan bisa belajar apapun”. Namun diluar banyak dugaan orang, Albert Einstein mejadi salah satu ilmuwan paling berpengaruh di abad dua puluh. Atau Anda kenal dengan Abraham Lincoln? Dalam perjalanan karir dan hidupnya ia mengalami 12 kali kegagalan besar sampai-sampai ia menderita tekanan mental yang hebat dan hampir masuk rumah sakit jiwa. Tetapi Anda tahu berkat kegigihannya dia menjadi orang nomor wahit di negeri paman sam.
Thomas Alfa Edison, Albert Eisntein, Abraham Lincoln, sebagian kecil dari manusia di dunia yang mengalami kegagalan dan kegagalan dalam hidupnya namun mereka bisa menuai kesuksesan yang luar biasa. Waw… ko bisa? Intinya mereka tidak mencap dirinya sebagai manusia gagal, mereka tidak pernah menyerah dengan berbagai kegagalan yang pernah dialaminya.
Kegagalan bisa kita jadikan seperti sebuah gala yang melambungkan tubuh seorang atletik lompat tinggi jauh diudara, seperti papan tumpuan pada seorang atletik lompat jauh yang membuat lompatannya semakin jauh, atau seperti sebuah per ketika kita melompat di atasnya tubuh kita dapat melambung ke udara. Kegagalanpun dapat membuat cita-cita, harapan Anda melambug tinggi.
Kegagalan tidak jauh dari kita, kegagalan tidak akan pernah lenyap dari permukaan bumi ini, namun kita bisa memetik “hikmah dari kegagalan”. “Kegagalan adalah suatu reaksi positif dari usaha kita mencoba sesuatu. Mengapa reaksi positif? Karena dari kegagalan kita sudah memiliki modal berupa pengalaman melakukan hal yang salah sehingga kita tidak akan mengulanginya kembali dilain waktu”, “kegagalan yang berkali-kali dialami oleh seseorang dapat mendidik orang tersebut menjadi lebih tangguh dan lebih tangguh lagi karena ia banyak belajar dari kegagalan yang dialaminya”.
Tugas Anda sekarang berhentilah memberikan cap pada diri Anda sebagai manusia gagal. Sebab Allah pun tidak pernah menciptakan manusia gagal tetapi Ia menciptakan manusia seturut gambar dan rupaNya. Anda adalah manusia yang mulia yang punya segudang potensi. Selamat Anda pasti bisa…….!!!